A. MULAI DARI DIRI MODUL 1.2
Pada tugas Mulai Dari Diri, CGP diarahkan untuk membuat diagram trapesium usia dan belajar untuk merefleksikan peristiwa positif, negatif, dan dampak dari peristiwa yang dituliskan pada diagram trapesium usia. Berikut adalah diagram trapesium usia yang saya buat :
Berikut adalah refleksi dari trapesium usia saya :
Tugas 1 :
Peristiwa positif dan negatif yang sama alami selama masa sekolah :
1. Peristiwa negatif:
Pada saat saya berusia 12 tahun (SMP kelas 7), saya pertama kali merasakan rasa takut kepada beberapa guru di sekolah saya, karena raut wajah dan kedisiplinan yang diterapkan. Saya sering merasa underpressure sebelum dan selama pembelajaran guru yang saya takuti.
2. Peristiwa positif :
Pada saat saya berusia 15 tahun (SMA kelas 10), saya pertama kali merasakan dukungan penuh terhadap bakat saya dari guru bidang studi fisika. Saya sangat menyukai pelajaran eksak, seperti matematika dan fisika. Pada mulanya, saya mengikuti seleksi olimpiade fisika karena di kelas saya tidak ada yang mewakili. Saya mengikuti olimpiade dengan biaya pendaftaran yang ditangung oleh sekolah dan dibina secara gratis oleh semua guru mapel fisika di sekolah saya, SMA Negeri 3 Jember. Pada saat itu, guru yang pertama kali membimbing saya dengan penuh dedikasi bernama ibu Dwi Candra Vitaloka, S.Pd., M.Si., yang pada kenyataannya saat ini beliau mengikuti seleksi guru penggerak juga di Angkatan 8, namun pendidikan direncanakan pada angkatan 9. Beliau masih mengajar di SMA Negeri 3 Jember, menjadi partner guru fisika saya. Pada saat saya masih di kelas X, beliau sangat mendukung saya untuk mengikuti lomba. Mulai dari pembinaan, menemani di tempat pelaksanaan lomba, dan sebagainya, saya selalu mendapat dukungan dari beliau. Guru lainnya yang membina saya adalah bapak Rosyid, S.Pd., M.Si.,MP, yang pada akhirnya memberikan rekomendasi kepada saya untuk mengajar di SMA Negeri 3 Jember sebagai GTT, awal mula karir saya. Segala macam upaya dilakukan oleh guru fisika di SMA Negeri 3 Jember untuk memfasilitasi saya dan murid-murid lain yang berprestasi, baik di bidang akademik maupun non akademik, tanpa pamrih dan lelah. Karena dukungan penuh dari guru-guru, saya merasa gembira dan semakin menyukai mata pelajaran fisika. Perlakuan itu selalu saya ingat, sampai akhirnya kelas XII saya menetapkan cita-cita saya, yaitu saya ingin mengajar sebagai guru fisika di SMA Negeri 3 Jember, membantu ibu Dwi Candra dan Bapak Rosyid untuk mencari dan mengembangkan murid-murid yang ingin dan berpotensi dalam hal akademik. Alhamdulillah cita-cita saya tercapai sebagai guru fisika di SMA Negeri 3 Jember, dan juga sampai sekarang saya masih menjadi koordinator Olimpiade Sains Nasional (OSN) di SMA Negeri 3 Jember yang mengoordinatori 9 mapel Sains, yaitu Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Ekonomi, Geografi, Astronomi, Kebumian, dan Informatika. Kami para Pembina, terutama saya, tetap melanjutkan tujuan kami untuk terus menggali potensi murid-murid yang minat dan mampu di bidang akademik, sampai sejauh apapun yang dapat mereka rengkuh. Kami lakukan tanpa pamrih, dengan pembagian waktu pembinaan dan pekerjaan lainnya yang seefektif mungkin, sedini mungkin melakukan penyaringan dan pembinaan, mencukupi kebutuhan literasi murid dengan buku-buku penunjang dan latihan olimpiade, serta membimbing mereka sampai pemilihan program studi di universitas.
Pelajaran yang dapat saya peroleh dari kegiatan trapesium usia dan roda emosi adalah, sikap dan dedikasi kita sebagai seorang guru, akan terekam sangat jelas di ingatan murid. Sikap yang kurang sesuai dengan usia perkembangan murid akan berdampak negatif kepada murid itu sendiri. Menjadi guru memang harus tegas dan disiplin, tapi tidak harus keras. Yang harus kita lakukan kepada murid-murid kita adalah, mengantarkan mereka menuju masa depan yang mereka inginkan, sebaik mungkin, seefektif mungkin.
Nilai-nilai yang saya yakini sebagai seorang guru :
“Peran guru adalah menuntun murid untuk meraih cita-cita mereka. Untuk meraih citacita, murid perlu belajar untuk menjadi manusia dengan budi pekerti baik, dan makna menjadi seorang guru adalah membimbing mereka menjadi manusia yang lebih baik.”
Tugas 2 : Nilai dan peran guru penggerak
1. Nilai-nilai dalam diri saya yang dapat membantu saya menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah saya
- Saya selalu melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin. Maka dari itu, saya tidak pernah mengemban tugas secara asal-asalan
- Saya memiliki dedikasi tinggi dalam bidang pendidikan. Saya bahagia mengantarkan murid-murid saya untuk menggapai cita-cita mereka
- Saya dapat menggerakkan rekan guru yang satu visi dengan saya, yaitu menjadi guru yang berdedikasi tinggi untuk mengantarkan murid menuju kesuksesan masing-masing.
2. Peran yang selama ini saya mainkan dalam menggarakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah saya
- Saya menjadi Pembina olimpiade sains bidang fisika, yang berupaya mengantarkan murid dengan bakat di bidang fisika untuk memperoleh pembimbingan yang baik, dan akses mengikuti lomba-lomba yang luas
- Saya menjadi koordinator Pembina OSN di SMA Negeri 3 Jember, untuk selalu memotivasi rekan kerja saya yang bertugas sebagai Pembina untuk selalu semangat dan membina murid-murid dengan dedikasi tinggi.
- Saya menjadi wali salah satu kelas X, untuk membantu murid-murid menerima pembimbingan baik dari segi pembelajaran, maupun konsultasi wali murid tentang kesulitan belajar anaknya
B. RUANG KOLABORASI MODUL 1.2
Pada Ruang Kolaborasi, CGP dibagi dalam beberapa kelompok, dan mengerjakan tugas berikut :
Dalam kelompok, bagaimana saya dapat berkontribusi dalam merancang SATU kegiatan yang sesuai dengan SATU peran GP yang kelompok pilih dalam upaya mengkolaborasikan kekuatan nilai yang telah dimiliki oleh masing-masing rekan dalam kelompok saya? Susunlah gambaran (rancangan) singkat kegiatan yang berbasis kekuatan nilai setiap anggota kelompok.
Berikut adalah tugas ruang kolaborasi kelompok saya :
C. DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.2
Pada Demonstrasi Kontekstual, CGP diarahkan untuk membuat gambaran diri sebagai berikut :
Bayangkan diri Bapak/Ibu sudah lulus program ini dan telah menjalani peran sebagai Guru Penggerak selama 3 tahun. Pada saat itu, tentunya Bapak/Ibu sudah memiliki kepercayaan diri dan telah membawakan kegiatan-kegiatan yang mewujudkan nilai dan peran sebagai Guru Penggerak. Buatlah kisah narasi tertulis/presentasi PowerPoint/poster/peta pikiran/video/audio sederhana yang dapat menggambarkan kira-kira apa saja aktivitas Bapak/Ibu sebagai Guru Penggerak baik dalam keseharian, atau yang terprogram rutin berkesinambungan, maupun yang sifatnya ad-hoc (khusus). Buatlah sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan nilai-nilai Guru Penggerak (berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif) yang Bapak/Ibu telah dihidupi selama 3 tahun tersebut.
Berikut adalah video demokrasi kontekstual yang saya buat :
D. KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.2
Pada tugas Koneksi Antar Materi, CGP dilatih untuk membuat Refleksi Model 4P dalam bentuk tulisan-naratif/poster/peta-pikiran/powerpoint/video/audio sederhana. Berikut adalah refleksi yang saya buat :
Setelah saya menjalani pembelajaran di modul 1.1 hingga modul 1.2 ini, berikut adalah hal yang menjadi pembelajaran bagi saya :
Peristiwa :
Momen yang paling mencerahkan bagi saya dalam proses pembelajaran modul 1.1 hingga 1.2 adalah saya menjadi lebih memahami makna dari pendidikan. Pendidikan berfungsi untuk menuntut murid sesuai dengan kodratnya menuju keselamatan dan kebahagiaan baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Murid yang bukan merupakan tabula rasa, sudah memiliki kodat dalam dirinya. fungsi pendidikan adalah menebalkan kodrat baik dan menyamarkan kodrat buruknya, serta menanamkan budi pekerti dalam diri murid.
Kaitan antara modul 1.1 dan 1.2 yang saya fahami adalah, pendidikan yang bersifat menuntun kodrat murid, memerlukan pendidik yang memiliki nilai-nilai guru penggerak agar mampu mewujudkan profil pelajar pancasila pada diri murid. Nilai-nilai yang harus dimiliki oleh seorang guru penggerak adalah berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, dan inovatif. Nilai guru penggerak berpihak ada murid, dapat menjadikan pendidikan sesuai dengan filosofinya, yaitu menuntun kodrat murid. Nilai-nilai lainnya seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, dan inovatif juga harus dimiliki oleh seorang pendidik untuk mewujudkan 6 profil pelajar Pancasila yaitu beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebhinnekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. 6 profil pelajar Pancasila juga sesuai dengan budi pekerti yang harus dimiliki oleh pendidik, agar dapat menjadi manusia yang selamat dan bahagia nantinya.
Perasaan :
Setelah saya mempelajari modul 1.1 dan 1.2, saya mendapat jawaban dari pertanyaan dalam diri saya yaitu anggapan murid tentang mata pelajaran fisika. Sebagai seorang pendidik, saya selalu menanyakan mainset murid saya tentang mata pelajaran fisika, dan sebagian besar murid menganggap bahwa fisika adalah materi yang sangat sulit, terlalu banyak rumus, dan sulit menerapkan konsep dalam kehidupan. Sekarang saya sadar, sebenarnya bukan materinya yang sulit, tapi pembelajaran yang saya lakukan salah. Pembelajaran yang saya lakukan terkesan menuntut, tidak menuntun sesuai dengan filosofi pendidikan KHD, karena saya menitikberatkan pada penyelesaian materi yang saya banyak. murid-murid yang selalu saya jejali dengan materi dalam waktu singkat, selalu mengemukakan pertanyaan “ini apa? bagaimana? mengapa saya sangat bodoh tidak mudah paham dengan penjelasan guru?” Banyak sekali komentar seperti itu yang saya dengar. Ternyata, saya masih sangat buruk sebagai seorang pendidik, sehingga membuat anggapan murid tentang materi yang saya bawakan adalah “sangat sulit, dan saya kurang pintar untuk mempelajarinya”. Seharusnya pengajaran yang saya lakukan bersifat menuntun kodrat yang telah mereka miliki sebelumnya, sehingga murid dapat memahami materi sesuai dengan kemampuannya.
Pembelajaran :
Sebelum saya mempelajari modul 1.1 dan 1.2 sebagai calon guru penggerak, saya berpikir bahwa kewajiban utama seorang guru adalah menyampaikan semua materi yang disajikan dalam kurikulum. Setelah saya mempelajari modul tersebut, anggapan saya berubah. Pengajaran yang saya lakukan haruslah sesuai dengan kodrat murid, dan penyelesaian materi bukanlah suatu tujuan dalam pendidikan. Tujuan pendidikan adalah menuntun sesuai kodrat murid, maka saya akan berusaha melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kodrat murid-murid saya, dan menekankan pada pembentukan karakter dan budi pekerti murid.
Penerapan ke depan :
- terus mendalami tentang makna pendidikan, seperti mendalami kurikulum merdeka
- Menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid, menarik, dan mengembangkan profil pelajar pancasila murid
- Berkolaborasi dengan teman sejawat untuk menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan fillosofi KHD, sekaligus melatih nilai-nilai guru penggerak teman sejawat
- Menggerakkan komunitas MGMP dan MGMPS serta aktif didalamnya sebagai wadah untuk membagi pengetahuan tentang guru penggerak
E. AKSI NYATA MODUL 1.2
F. REFLEKSI DWIMINGGUAN MODUL 1.2 DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU 1
Peristiwa :
Pada tanggal 29 Mei - 13 Juni 2023, saya mempelajari modul 1.2 PGP dengan topik nilai-nilai guru penggerak. Pada kegiatan mulai dari diri, saya membuat satu esai tentang diagram trapesium usia serta nilai dan peran guru penggerak. Pada diagram trapesium usia, saya menuliskan satu peristiwa positif dan satu peristiwa negatif yang terjadi di masa sekolah saya. Peristiwa negatif terjadi pada kelas 7 SMP, dan peristiwa negatif terjadi pada kelas 10 SMA. Pada kegiatan eksplorasi konsep, saya mendapat banyak ilmu tentang nilai dan peran guru penggerak. Materi yang saya dapat adalah tentang bagaimana manusia tergerak yang terdiri dari cara kerja otak manusia, 5 kebutuhan dasar manusia, dan tahap tumbuh kembang anak. Materi selanjutnya dalah bagaimana manusia merdeka bergerak, yaitu terdiri dari 10 aksioma pilihan, profil pelajar Pancasila, dan nilai-nilai guru penggerak. Materi terakhir adalah tentang bagaimana menggerakkan manusia, yaitu terdiri dari berpikir strategis dan lingkaran pengaruh, diagram identitas gunung es, serta peran guru penggerak.
Setelah kegiatan eksplorasi konsep, saya dan para CGP berdiskusi pada kegiatan Ruang Kolaborasi tentang nilai-nilai guru penggerak yang paling utama manurut kami masing-masing. Diskusi dibimbing oleh fasilitator bapak Dwi Parjoko, S.Pd., PP ibu Ninuk Andayani Suyata, S.Pd., M.Pd., beserta teman-teman CGP di kelas 095. Kelas 095 dibagi menjadi 3 kelompok, dan saya adalah anggota dari kelompok 2 bersama ibu Irnawati dan bapak Khoirul Anam. Dalam diskusi, kami mengemukakan nilai-nilai guru penggerak yang menurut kami merupakan nilai yang utama. Saya berpendapat bahwa nilai paling utama adalah Kolaboratif, menurut bu Irnawati Mandiri, dan menurut bapak Khoirul Anam Inovatif. Setelah diskusi, kami menyimpulkan bahwa nilai Mandiri adalah nilai utama yang harus dimiliki oleh guru penggerak. Pada rukol, kami berdiskusi antar kelompok tentang nilai tersebut beserta praktik baik yang kami pilih.
Setelah kegiatan ruang kolaborasi, saya memasuki kegiatan demokrasi kontekstual, yaitu berisi tentang penerapan materi yang ada pada eksplorasi konsep. Pada tugas dekon, saya menuliskan hal-hal yang sudah saya lakukan dan akan saya lakukan sebagai guru penggerak, dalam bentuk video. Setelah itu, kegiatan selanjutnya adalah koneksi antar materi, yang saya isi dengan mengkoneksikan materi filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dengan nilai-nilai guru penggerak.
Setelah mempelajari modul 1.2, ibu Ninuk melakukan Pendampingan Individual kepada CGP kelas 095A. PI saya dilaksanakan pada hari Kamis, 15 Juni 2023 di sekolah saya, SMAN 3 Jember. Banyak yang bu Ninuk dan saya lakukan dalam PI, diantaranya bu Ninuk membimbing saya untuk menceritakan apa saja kendala pembelajaran daring PGP, refleksi tentang penerapan kelas yang sesuai dengan prinsip KHD, refleksi diri tentang dukungan dari teman sejawat maupun kepala sekolah, perubahan diri setelah mempelajari modul 1.1 dan 1.2, merancang portofolio, dan rencana pengembangan diri sebagai guru penggerak. Dalam PI, saya bercerita bahwa saya telah menerapkan prinsip KHD dalam pembelajaran, yaitu dengan menggunakan model PjBL. Topik yang saya angkat adalah tentang pencemaran, yaitu proyek pembuatan filter limbah air detergen. Saya menggunakan model pembelajaran PjBL karena menurut saya, PjBL dapat memfasilitasi semua kecerdasan murid. PjBL membimbing murid untuk berkolaborasi antar kecerdasan yang berbeda, dan secara otomatis menciptakan pembelajaran yang berdiferensiasi, sesuai dengan kemampuan mereka. Dalam projek, murid dengan kecerdasan logika tinggi, otomatis akan berperan pada bagian perencanaan, murid dengan kecerdasan kinestetik akan berperan pada bagian perangkaian alat, dan lain sebagainya. Dampak dari pembelajaran yang saya lakukan adalah, murid lebih antusias dan lebih mudah memahami penerapan dari materi yang saya ulas. Murid juga sekaligus belajar dari banyak penemuan hasil dari penyaringan air, seperti warna air yang menjadi bervariasi, pH air yang menurun, dan lain sebagainya. Banyak pengetahuan baru yang didapat oleh murid dalam proses ini, termasuk murid juga menjadi lebih sadar akan lingkungan seperti menggunakan sabun colek untuk mencuci baju dikarenakan pH sabun colek lebih rendah, dan lain sebagainya. Pemikiran kritis dan cara-cara kreatif benar-bernar terlihat dalam proses ini.
Perasaan :
Pada saat mempelajari modul 1.2, saya merasa senang karena mendapat banyak pengetahuan baru. Terutama pada saat saya menerapkan modul 1.1 dalam aksi nyata saya. Saya merasa pembelajaran yang saya lakukan dapat membuat murid jauh lebih antusias, memunculkan kreatifitas dan pemikiran kritis murid untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam proyek. Saya merasa senang karena pembelajaran yang saya lakukan sesuai dengan filosofi KHD, yaitu "menuntun"
Perasaan saya saat PI adalah saya menikmati kegiatan coaching dengan baik, karena pembawaan ibu Ninuk sebagai PP sangat luwes sehingga saya dapat mengungkapkan perasaan dan pengalaman saya dengan lugas. ibu ninuk juga membimbing saya untuk membuat portofolio digital berupa google site, untuk mengumpulkan artefak yang saya punya dalam satu situs.
Pembelajaran :
Pembelajaran yang saya dapat setelah mempelajari modul 1.2 adalah, saya jadi paham bahwa ada nilai-nilai yang harus dimiliki oleh guru penggerak, agar bisa memunculkan profil pelajar pancasila murid. Saya juga merasa bahwa kompetensi saya lebih meningkat, seperti, kemampuan saya untuk menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan filosofi KHD semakin baik, saya juga mulai terbuka untuk menerima pendapat dari rekan kerja dan teman-teman, saya menjadi memiliki keinginan untuk mengajak rekan kerja untuk mengajar sesuai dengan filosofi KHD juga
Penepan :
Yang akan saya lakukan di masa depan adalah :
- Menularkan ilmu saya tentang pembelajaran yang benar kepada teman sejawat di sekolah dan forum luar sekolah seperti MGMP
- Menciptakan pembelajaran yang selalu berpusat pada murid dan selalu menuntun murid sesuai dengan kodratnya
- Memperlakukan murid sesuai dengan usianya
- Menularkan praktik baik saya tentang merubetiri (Membawa Tumbler Setiap Hari) untuk mendukung gerakan "kurangi sampah botol plastik demi keselamatan Bumi"
MARI TERGERAK, BERGERAK, DAN MENGGERAKKAN BERSAMA, DEMI KEMAJUAN PENDIDIKAN INDONESIA

Posting Komentar
Posting Komentar