A. MULAI DARI DIRI MODUL 2.1
Pada tugas Mulai dari Diri, CGP diajak untuk membuat refleksi tentang keragaman dalam kelas, cara melayani kebutuhan murid, tantangan yang dihadapi, dan solusi untuk mengakomodasi tantangan tersebut. Berikut adalah refleksi yang saya buat :
Bayangkanlah kelas yang saat ini Anda ampu dengan segala keragaman murid-murid Anda.
Murid adalah manusia yang unik, memiliki beragam karakter, adat, budaya, bahkan Agama. Setiap murid, memiliki kemampuan dan cara belajar yang berbeda-beda. Ada yang memiliki kebiasaan belajar auditori, visual, maupun secara kinestetik. Kita sebagai guru, harus menyesuaikan metode pembelajaran dengan gaya belajar setiap murid.
Apa yang telah Anda lakukan untuk melayani kemampuan murid yang berbeda? Apa yang Anda lakukan untuk membuat proses pembelajaran menjadi lebih mudah untuk murid Anda? Apakah ada perlakuan yang berbeda yang Anda lakukan? Jika ada, perlakuan seperti apa? Jika tidak ada, apa dampaknya terhadap murid Anda?
Saya sebagai pendidik, terlebih dahulu harus memahami bagaimana kemampuan dan cara belajar murid murid saya. Saya memberikan asesmen diagnostik untuk melihat sejauh mana pemahaman murid saya akan materi yang akan saya ulas, dan untuk memprediksi gaya belajar yang mereka miliki. Setelah memahami jenis gaya belajar murid-murid, saya mengelompokkan murid berdasarkan gaya belajarnya. Murid dengan gaya belajar visual akan saya kumpulkan jadi satu, begitu juga dengan auditori dan kinestetik. Untuk murid dengan gaya belajar visual, akan saya beri media pembelajaran yang berbasis visual, lalu untuk kelompok dengan gaya belajar auditori, maka media pembelajaran juga berbasis audio atau ceramah , sedangkan pembelajaran kinestetik maka akan saya beri media pembelajaran dengan banyak alat peraga. Saya juga dapat menggunakan model pembelajaran berbasis proyek, karena model ini dapat memfasilitasi semua gaya belajar murid, karena menggunakan kolaborasi. Selain diferensiasi proses, saya biasanya menggunakan diferensiasi produk, yaitu saya memberi kebebasan kepada murid saya untuk membuat produk yang sesuai dengan kemampuan dan gaya belajar mereka. Contoh, pada materi fisika tentang pemanasan global tahun lalu, saya memberikan kebebasan kepada murid saya untuk membuat produk kampanye cara menanggulangi pemanasan global. Murid yang memiliki gaya belajar visual, akan lebih condong membuat poster yang disebar di medsos mereka. Murid yang memiliki gaya belajar auditori, cenderung membuat suatu puisi dengan lagu untuk mengampanyekan cara menanggulangi pemanasan global, dan murid dengan gaya belajar kinestetik cenderung membuat video iklan sebagai produknya.
Sebutkan tantangan-tantangan yang Anda hadapi dalam proses pembelajaran di kelas yang disebabkan oleh keragaman murid-murid Anda tersebut? Tindakan-tindakan apa yang telah Anda lakukan untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut?
Tantangan yang saya hadapi dalam proses pembelajaran adalah daya tangkap murid yang berbeda-beda. Ada murid yang lebih cepat menangkap materi, ada yang harus mencerna dalam waktu yang lama. Untuk mengantisipasinya, saya terbiasa membentuk kelompok-kelompok belajar. Mungkin ada beberapa murid yang lebih mudah memahami penjelasan dari temannya dibanding dengan gurunya, maka saya menggunakan metode tutor sebaya. Jika tutor sebaya masih belum membuat semua murid memahami materi, maka saya menggunakan metode lain seperti melakukan praktikum atau menggunakan banyak alat peraga, atau melakukan studi kasus agar materi fisika lebih erat dengan kehidupan sehari-hari mereka. Selain daya tangkap, saya juga kadang kesulitan dengan keragaman gaya belajar murid-murid saya. Untuk menanggulanginya, saya biasanya menggunakan model pembelajaran berbasis project dan mengumpulkan murid dengan kecerdasan yang sama dalam satu kelompok, sehingga mereka data memilih sendiri pembelajaran seperti apa yang menurut mereka mudah dalam kelompoknya.
Menurut Anda, untuk mengakomodasi tantangan yang terkait dengan keragaman murid tersebut, bagaimana seharusnya pembelajaran itu dirancang, dilaksanakan, dan dievaluasi?
Perencanaan harus dibuat sesuai dengan gaya belajar murid. Jika gaya belajar murid bervariasi, maka pendidik harus membuat lebih dari 1 perencanaan. Dalam pelaksanaan, juga harus disesuaikan dengan gaya belajar masing-masing, dan wajib untuk di evaluasi apakah perencanaan yang dibuat terealisasi atau tidak, ada kendala atau tidak. Tapi, sebelum membuat perencanaan, pendidik harus terlebih dahulu melakukan asesmen diagnostik untuk mengetahui gaya belajar dan daya tangkap setiap murid.
B. RUANG KOLABORASI MODUL 2.1
Pada Ruang Kolaborasi, CGP diajak untuk menganalisis tentang skenario pembelajaran yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi yang beragam secara berkelompok, dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pemandu berikut ini:
- Dari skenario pembelajaran yang telah ditelaah, apakah kebutuhan belajar murid yang berusaha dipenuhi oleh guru tersebut? Bagaimana cara guru tersebut menentukan kebutuhan belajar muridnya?
- Strategi pembelajaran berdiferensiasi apa yang digunakan?
- Bagaimana guru tersebut melakukan penilaian?
Tugas Ruang Kolaborasi dapat dilihat disini.
C. DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 2.1
Pada Demonstrasi Kontekstual, CGP diarahkan untuk membuat RPP berdiferensiasi, yaitu bisa diferensiasi konten, proses, ataupun produk. RPP berdiferensiasi yang saya buat adalah materi fisika kelas XI kurikulum merdeka, yaitu materi vektor, dengan durasi 2 JP. RPP berdiferensiasi dapat dilihat disini.
D. KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1
Pada Koneksi Antar Materi, CGP melakukan refleksi tentang pembelajaran berdiferensiasi yang telah dilakukan di kelas. Berikut adalah refleksi yang saya buat :
Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar setiap murid. Pembelajaran berdiferensiasi dibuat berorientasi dengan kebutuhan murid. Karena murid adalah individu yang unit dan memiliki karakteristik masing-masing, maka pembelajaran berdiferensiasi cocok diterapkan untuk membuat murid mengalami pembelajaran yang merdeka menurut mereka.
Pembelajaran berdiferensiasi terdiri dari 3 macam, yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk. Pembelajaran yang berdiferensiasi pada bagian konten berarti konten pembelajaran yang diberikan kepada murid, disesuaikan dengan kebutuhan belajar, minat, maupun berdasarkan profil belajar murid. Pembelajaran beridferensiasi proses berarti seberapa banyak scaffolding yang diberikan guru kepada murid, menyesuaikan kebutuhan. Pembelajaran berdiferensiasi produk berarti tagihan yang ditugaskan bervariasi, mengikuti kemampuan murid.
Pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan murid, karena pembelajaran di sekolah benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan belajar murid itu sendiri. Menurut Tomlinson, kebutuhan belajar murid dibagi menjadi 3 ketagori yaitu :
- Kesiapan belajar murid
Kesiapan belajar murid adalah kapasitas murid untuk mempelajari suatu materi, konsep, atau keterampilan baru. Ada 6 perspektif kontinum tentang persiapan belajar murid, yaitu : bersifat mendasar – transformatif, konkret – abstrak, sederhana – kompleks, terstruktur – terbuka, tergantung – mandiri, dan lambat – cepat.
- Minat murid
Minat murid adalah keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Ada 2 perspektif minat, yaitu minat situasional dan minat individu.
- Profil belajar murid
Profil belajar murid adalah mengacu pada bagaimana cara kita paling baik dalam belajar. Profil belajar murid perlu diidentifikasi untuk menciptakan pembelajaran yang natural dan efisien menurut setiap murid. Beberapa factor yang terkait dengan profil belajar murid adalah preferensi terhadap lingkungan belajar (suka belajar dengan mendengarkan music, harus hening, dsb), pengaruh budaya (harus santai, terstruktur, personal, atau berkelompok), preferensi gaya belajar (visual, auditori, dan kinstetik), dan preferensi berdasarkan multiple intelligence.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan implementasi dan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang menyatakan bahwa pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada murid, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai manusia, maupun sebagai anggota masyarakat. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memenuhi kebutuhan belajar anak, itulah yang dimaksud menuntun sesuai kodrat. Dalam mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi, kita sebagai guru harus memiliki nilai dan peran guru penggerak dalam diri kita, agar implementasi pembelajaran berdiferensiasi lebih mudah dan dapat disebarluaskan pada orang lain. Pembelajaran berdiferensiasi juga harus sesuai dengan visi dari sekolah, dan visi pendidikan pada kurikulum merdeka, yaitu menciptakan murid yang memiliki profil pelajar Pancasila. Untuk mewujudkan murid yang sesuai profil pelajar Pancasila, maka dibutuhkan penerapan budaya positif di sekolah, sehingga penguasaan kelas dapat dilakukan dengan mudah dan akhirnya pembelajaran berdiferensiasi akan dilakukan dengan optimal.
Setelah saya mempelajari modul 1.1 sampai modul 2.1, pemikiran saya mulai berubah tentang pendidikan yang seharusnya saya berikan kepada anak didik saya. Pendidikan haruslah bersifat menuntun, dan penyajiannya haruslah menyesuaikan dengan kemampuan murid secara pribadi. Sebelumnya, saya selalu melakukan pembelajaran yang sama rata. Saya melihat murid dalam satu kelas sebagai individu dengan karakteristik yang hampir sama, lalu saya mengambil gaya belajar umum yang dipakai oleh murid dalam satu kelas, dan saya memberikan pembelajaran sesuai dengan gaya belajar umum tersebut, tidak mengkaji gaya belajar personal murid. Setelah saya mempelajari modul PGP ini, saya sadar, bahwa yang saya lakukan bukanlah pendidikan seharusnya. Saya harus menyesuaikan pembelajaran dengan gaya belajar personal
murid, sehingga murid merasa nyaman serta materi akan mudah dicerna dan diingat. Pada pembelajaran berikutnya, saya akan mencoba menerapkan pembelajaran berdiferensiasi pada murid-murid saya, minimal diferensiasi konten dan proses, seperti materi yang disajikan bervariasi, dan pemberian scaffolding yang bervariasi juga sesuaid dengan gaya belajar dan kemampuan murid.
E. AKSI NYATA MODUL 2.1
Aksi Nyata yang saya lakukan adalah menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas. Berikut adalah video penerapan pembelajaran berdiferensiasi yang saya lakukan :
F. REFLEKSI DWIMINGGUAN MODUL 2.1
Berikut adalah Refleksi Dwimingguan tentang pembelajaran berdiferensiasi yang saya buat :
Peristiwa
Kurikulum yang berlaku saat ini adalah kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka adalah kurikulum yang selaras dengan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara, yaitu pendidikan harus bersifat menuntun segala kodrat yang dimiliki oleh murid. Murid adalah individu yang unik, yang memiliki kemampuan, minat, dan bakat yang berbeda-beda. Cara belajar mereka juga berbeda-beda. Jika guru ingin menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid dan sesuai dengan kurikulum merdeka, maka kita harus melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi, yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Pada modul 2.1 di pendidikan guru penggerak, saya mempelajari tentang pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid, dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. Kebutuhan belajar murid terdiri dari kesiapan belajar, minat, dan profil belajar murid. Kesiapan belajar adalah kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru. Minat adalah keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Sedangkan profil belajar murid mengacu pada bagaimana kita paling baik belajar. Pembelajaran yang merdeka adalah pembelajaran yang sesuai dengan ketiga aspek kebutuhan murid tersebut. Maka dari itu, kita sebagai guru, harus menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas.
Terdapat 3 jenis pembelajaran berdiferensiasi, yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk. Diferensiasi konten adalah diferensiasi dari bahan ajar yang digunakan. Diferensiasi konten bisa berdasarkan kesiapan belajarnya, maupun profil belajar murid. Diferensiasi konten yang pernah saya terapkan adalah berdasar pada profil belajar murid. Saya menggunakan sumber belajar yang sesuai untuk gaya belajar auditori, visual, dan kinestetik. Murid dibebaskan untuk memilih sumber belajar yang menurut mereka lebih mudah dan menarik untuk dipahami. Diferensiasi proses adalah diferensiasi dari proses pembelajaran yang dilakukan. Guru dapat memberikan scaffolding sesuai dengan kebutuhan murid. Sedangkan diferensiasi produk adalah diferensiasi dari segi produk atau hasil belajar yang dibuat oleh murid.
Perasaan
Setelah saya mempelajari modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi, saya menjadi lebih paham tentang bagaimana cara menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dalam pembelajaran. Ternyata, pembelajaran berdiferensiasi tidak serumit yang saya bayangkan sebelumnya, bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah guru harus memberikan pembelajaran dengan bervariasi, sehingga guru akan disibukkan untuk menyediakan banyak madia dan menggunakan model pembelajaran yang beragam. Ternyata, pemberian scaffolding atau bantuan yang sesuai dengan kebutuhan murid juga merupakan suatu bentuk permbelajaran berdiferensiasi yaitu jenis diferensiasi proses, dan memberikan materi dalam berbagai model juga sudah merupakan pembelajaran berdiferensiasi. Setelah saya mengetahui konsep dari pembelajaran berdiferensiasi selanjutnya. Memberikan kebebasan kepada murid untuk membuat produk sesuai dengan minat dan bakatnya juga sudah termasuk dalam diferensiasi produk.
Pembelajaran
Setelah saya mempelajari modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi, saya berupaya untuk selalu menerapkan pembelajaran berdiferensiasi kepada murid-murid saya, agar saya dapat menciptakan pembelajaran yang benar-benar merdeka, dan sesuai dengan kodrat murid, sehingga dapat meningkatkan profil pelajar Pancasila murid.
Penerapan
- Melakukan pembelajaran berdiferensiasi di kelas
- Mendiseminasikan materi pembelajaran berdiferensiasi ke teman sejawat
- Membantu teman sejawat untuk merancang dan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi

Posting Komentar
Posting Komentar