Laporkan Penyalahgunaan

MODUL 2.2 PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL

 

A. MULAI DARI DIRI MODUL 2.2

Pada tugas Mulai dari Diri, CGP menjawab beberapa pertanyaan tentang refleksi kompetensi sosial dan emosional. Berikut adalah pertanyaan dan jawabannya :

Selama menjadi pendidik, Anda tentu pernah mengalami sebuah peristiwa yang dirasakan sebagai sebuah kesulitan, kekecewaaan, kemunduran, atau kemalangan, yang akhirnya membantu Anda bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

Refleksi Kompetensi Sosial dan Emosional

Apa kejadiannya, kapan, di mana, siapa yang terlibat, apa yang membuat Anda memilih merefleksikan peristiwa tersebut, dan bagaimana kejadiannya?

Peristiwa tersulit dalam hidup saya sebagai seorang pendidik adalah merasa gagal sebagai wali kelas. Peristiwa ini terjadi pada tahun ajaran 2020-2021, saat saya menjadi seorang wali kelas xi mipa di sekolah saya. Pada saat itu, saya memiliki hampir seluruh anak dalam 1 kelas yang aktif dan rajin, terkecuali 1 anak bernama farhan. Sebagai seorang guru yang disibukkan dengan banyak tugas, saya kurang memperhatikan murid murid saya, yang memanglah sebagian besar sudah mandiri dan mudah diatur. Apalagi pembelajaran daring membuat murid murid saya berinisiatif untuk sering mengerjakan tugas bersama tanpa dipandu atau disuruh oleh wali kelasnya. Ternyata, keadaan kelas yg menurut saya sudah kondusif, membuat saya melupakan farhan. Farhan adalah seorang murid dengan karakter pendiam dan sangat menyukai game. Tanpa sepengetahuan saya, ternyata farhan memiliki banyak sekali tanggungan tugas di semua mata pelajarannya, dan saya merasa terlambat mengetahuinya. Tugas tugasnya terlanjur banyak dan sulit untuk di selesaikan dengan tenggat waktu singkat. Saya merasa saya gagal menjadi seorang wali kelas karena saya tidak bisa mendeteksi kesulitan farhan sejak dini, sampai akhirnya farhan memiliki banyak sekali tanggungan tugas. 

Bagaimana Anda menghadapi krisis tersebut (coping)? Bagaimana  Anda dapat bangkit kembali (recovery) dan bertumbuh (growth) dari krisis  tersebut?

Saya menghadapi krisis tersebut dengan cara selalu berkonsultasi dengan orang tua farhan, wali kelas farhan sebelumnya, teman temannya, dan juga guru bk. Beragam upaya kami lakukan agar farhan bisa menghilangkan kecanduan gamenya dan kembali melaksanakan kewajibannya sebagai murid. Guru dan bk menyarankan agar farhan tetap masuk meskipun pembelajaran daring, tapi kembali lagi, karena saya disIbukkan dengan pekerjaan sekolah, maka solusi tersebut tidak berjalan optimal. Lalu saya mulai berkolaborasi dengan orang tua farhan, saling tukar pendapat tentang farhan, bagaimana agar dia bisa kembali melaksanakan tugasnya sebagai murid. Setelah ditelaah lebih jauh, ternyata farhan adalah anak tunggal yang dimanjakan oleh salah satu orangtuanya, dan mendapat perlakukan keras oleh orang tua lainnya, sehingga membuat farhan mudah menyepelehkan kewajibannya. Saya juga berkolaborasi dengan wali kelas sebelumnya, untuk membagi jadwal belajar bersama farhan, sabtu minggu pertama, saya yang bertugas ke rumah farhan untuk membantu farhan memanage pekerjaan rumahnya, dan minggu berikutnya giliran guru lain, dan terus menerus begitu. Lalu saya jyga berkolaborasi dengan teman teman farhan, untuk bergantian belajar bersama farhan setiap harinya, agar tugas tugas dapat terselesaikan dan tidak lagi menumpuk. Saya yang sebelumnya merupakan orang yang cukup keras, berusaha untuk melunak dan sabar dalam menghadapi farhan, karena farhan tidak dapat disadarkan dengan cara dimarahi, melainkan harus berbicara dengan lembut dan menggunakan hati.

Gambarkan diri Anda setelah melewati krisis tersebut.

  • Apa hal terpenting yang telah Anda pelajari dari krisis tersebut?
  • Bagaimana dampak pengelolaan krisis tersebut terhadap diri Anda dalam menjalankan peran sebagai pendidik?

Sebagai seorang guru, terlebih sebagai seorang wali kelas, saya bertanggungjawab untuk mengikuti tumbuh kembang murid murid saya, supaya ketika ada masalah, dapat saya deteksi sedini mungkin sehingga penyelesaiannya tidak terlalu berat, meskipun tugas saya terbilang lebih banyak dibanding guru pada umumnya.

Saya merasa, setelah saya mencoba untuk menjadi wali kelas yang lebih perhatian kepada murid murid, ternyata masalah murid saya bisa dideteksi sejak dini, dan dapat segera diselesaikan. Selain itu, saya menjadi pribadi yang lebih bisa mengontrol emosi dan lebih sabar lagi

Sebagai pendidik, Anda tentu pernah bertemu murid yang memiliki pemahaman diri, ketangguhan, atau kemampuan membangun hubungan yang positif dengan orang lain. Setujukah Anda bahwa faktor-faktor tersebut membantu ia menjalani proses pembelajaran dengan lebih optimal di sekolah? Jelaskan jawaban Anda dengan bukti atau contoh yang mendukung.

Saya setuju. Murid yang memiliki kemampuan membangun hubungan positif dengan orang lain dapat mengoptimalkan kemampuan kolaborasinya, sehingga proses pembelajaran juga bisa lebuh optimal

Dari kedua refleksi di atas, apa yang dapat Bapak/Ibu simpulkan tentang hubungan antara kompetensi sosial dan emosional dengan keberhasilan dalam pengelolaan krisis Anda dan pembelajaran murid Anda?

Kompetensi sosial dan emosional yang baik dapat mengoptimalkan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran, dan keberhasilan seseorang untuk keluar dari suatu krisis

Harapan dan Ekspektasi

Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, apa yang Anda harapkan untuk pembelajaran selanjutnya ? Silahkan kemukakan  Harapan bagi diri sendiri ?

Saya harap, saya memiliki kemampuan sosial dan emosional yang lebih baik lagi 

Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, apa yang Anda harapkan untuk pembelajaran selanjutnya ? Silahkan kemukakan  Harapan bagi murid-murid Anda ?

Saya berharap, murid murid saya dapat memiliki kemampuan sosial dan emosional yang lebih baik agar mudah berkolaborasi dan menerima pendapat orang lain, sehingga lebih menghormati dan menghargai orang lain

B. EKSPLORASI KONSEP MODUL 2.2

Pada eksplorasi konsep modul 2.2, CGP ditugaskan untuk menganalisis 5 kasus tentang kompetensi sosial emosional yang sering dialami di tempat kerja. Berikut adalah kasus yang disajikan beserta hasil analisisnya :

PENGANTAR DAN LATAR BELAKANG :

Bapak Eling adalah seorang guru PPKN SMP selama lebih dari 15 tahun. 5 tahun belakangan, ia juga berperan sebagai wakil kepala sekolah bidang kemuridan. Selain mengajar PPKN, perannya sebagai wakil kepala sekolah memberikannya tanggung jawab untuk merancang kebijakan pendisiplinan murid, melakukan supervisi dan sebagai pendamping dalam kegiatan-kegiatan dan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kemuridan. Pada bulan September, kepala sekolah menunjuk Bapak Eling sebagai ketua panitia perayaan ulang tahun sekolah.

Bacalah dan lakukan refleksi setelah membaca.

KASUS 1

Saat itu jam pelajaran terakhir. Sebelum rapat panitia besar ulang tahun sekolah untuk memfinalisasi acara, Bapak Eling masuk ke kelas 9 untuk mengajar mata pelajaran PPKN. Sejak pagi, Bapak Eling sudah mengajar 3 kelas yang berbeda secara berurutan. Pada pelajaran ini, anak-anak diizinkan menggunakan gawai mereka untuk mengerjakan proyek kelompok. Setelah beberapa saat Bapak Eling melakukan pengecekan apakah setiap murid bekerja sesuai tugas dan tanggung jawab mereka. Saat mendekati meja salah satu murid, Diana, Pak Eling mendapati muridnya itu sedang menggunakan gawainya untuk mengerjakan tugas pelajaran lain. Bapak Eling spontan mengeluarkan kata-kata dengan nada tinggi. “Jadi ini yang dari tadi kamu lakukan?”  Seisi ruang kelas terkejut.  Wajah Diana memerah.  Ia tampak malu dan tidak menyangka Bapak Eling merespon sekeras itu.

Jawablah pertanyaan berikut.

  1. Apakah situasi yang dihadapi Bapak Eling? Mohon uraikan dengan singkat, padat, dan jelas.
  2. Berdasarkan pemahaman tentang KSE kesadaran diri yang berlandaskan kesadaran penuh (mindfulness) yang sudah Anda pelajari, bagaimana Bapak Eling dapat merespon situasinya dengan kompetensi tersebut? Jelaskan alasan Anda.

Jawaban :

  1. Situasi yang dialami oleh Bapak Eling adalah beliau memiliki beban dan tanggungjawab yang sangat berat diluar dari pembelajaran, sehingga pada saat memulai pembelajaran, bapak Eling tidak dalam keadaan mindfulness dan terdistraksi dengan tugas-tugas tambahan.
  2. Sebelum merespon perilaku Diana, sebaiknya Bapak Eling mengembalikan emosi dan pikirannya dalam kondisi mindfulness, bisa menggunakan metode STOP, sehingga pikiran dan emosi bapak Eling tidak terdistraksi dengan tugas tambahan dan fokus dengan pembelajaran yang dilakukan saat ini. Mindfulness dapat membuat 5 PSE bapak Eling berkembang dengan baik sehingga tidak mudah emosi dan fokus.

KASUS 2

Setelah kegiatan belajar-mengajar berakhir, Bapak Eling memimpin rapat panitia besar yang akan memutuskan revisi akhir acara. Rapat yang berlangsung selama kurang lebih 1 jam menghasilkan tugas baru bagi Pak Eling untuk mempelajari perubahan proposal acara.  Pak Eling perlu memastikan semua perencanaan, pengaturan personil, dan pengaturan anggaran sudah tepat. Sesuai rencana, panitia acara sudah harus mulai bekerja setelah proposal disetujui oleh kepala sekolah.  Oleh karena itu, Bapak Eling diminta untuk mengirimkan proposal ini kepada kepala sekolah selambat-lambatnya lusa. Karena mendahulukan proposal ini, Bapak Eling pun lupa menyiapkan rubrik untuk pembelajaran PPKN keesokan harinya. Paginya, Bapak Eling, masuk kelas dan lupa mengunduh rubrik proyek PPKN sehingga proses pembelajaran sempat tersendat.

Pada akhirnya, semua pekerjaan tidak ada yang terselesaikan sampai sehari sebelum hari pengumpulan.
Pertanyaan diskusi:

  1. Apakah situasi yang dihadapi Bapak Eling? Mohon uraikan dengan singkat, padat, dan jelas
  2. Berdasarkan pemahaman Anda tentang KSE manajemen diri berlandaskan kesadaran penuh (mindfulness) yang sudah Anda pelajari, bagaimana  Bapak Eling  dapat  merespon situasinya dengan kompetensi tersebut? Jelaskan alasan Anda
Jawaban :

  1. Bapak eling kurang memiliki manajemen waktu dan pengaturan skala prioritas yang baik
  2. Dengan keadaan demikian, bapak Eling harus kembali pada keadaan mindfulness, dan berpikir dengan jernih, mana kegiatan yang harus dilakukan, dan mana kegiatan yang dilakukan setelah kegiatan prioritas selesai. Atau mengerjakan kegiatan yang bukan prioritas di sela-sela saat mengerjakan kegiatan prioritas. Menulis schedule tugas dapat mempermudah dalam memanajemen waktu dan tugas

KASUS 3

Saat mempelajari proposal acara perayaan ulang tahun sekolah di antara jam mengajar dan mengoreksi pekerjaan murid-murid, Bapak Eling menyadari salah seorang murid kelas 9 yang berprestasi dalam kejuaraan renang tidak mengumpulkan tugasnya. Murid tersebut mengungkapkan pada Bapak Eling bahwa dia sebenarnya merasakan lelah dan mengantuk saat berada di dalam kelas maupun di rumah karena latihan keras menjelang kejuaraan bulan depan. Bapak Eling menilai, seharusnya murid tersebut bekerja lebih keras sebagai konsekuensi dari pilihannya menjadi murid atlet. Murid tersebut meminta keringanan ataupun kesempatan untuk mengumpulkan tugasnya saat jam pulang sekolah namun Bapak Eling memutuskan tidak menerima dan konsekuensinya adalah murid tersebut tidak mendapatkan nilai tugas.

Pertanyaan refleksi.

  1. Apakah situasi yang dihadapi Bapak Eling? Mohon uraikan dengan singkat,  padat, dan jelas.
  2. Berdasarkan pemahaman tentang KSE kesadaran sosial berlandaskan kesadaran penuh (mindfulness) yang sudah Anda pelajari, bagaimana  Bapak Eling  dapat  merespon situasinya dengan kompetensi tersebut? Jelaskan alasan Anda.
Jawaban : 

  1. Situasi yang dihadapi oleh Bapak Eling adalah kurangnya toleransi kepada murid.
  2. Seperti yang telah kita ketahui, setiap manusia dilahirkan dengan kodrat dan kemampuannya masing-masing. Dalam mengejar kodratnya, murid tersebut lebih memfokuskan dirinya kepada perlombaan yang akan dia laksanakan, agar tidak membuang kesempatan. Bapak eling seharusnya kembali berpikiran jernih, memikirkan bahwa kamampuan setiap anak berbeda, dan sebagai guru, bapak Eling wajib memberikan toleransi pada anak yang berjuang dengan bidang yang sesuai bakatnya. Ketika bapak Eling memberikan toleransi waktu kepada anak tersebut, bapak Eling tetap bersikap adil, karena keadilan adalah sesuai porsi mereka

KASUS 4

Setelah selesai memeriksa proposal acara perayaan ulang tahun sekolah, Bapak Eling mengirimkan proposal tersebut kepada kepala sekolah. Ternyata proposal yang dikirimkan oleh Bapak Eling dinilai tidak sesuai oleh kepala sekolah karena isinya harus sesuai dengan pengarahan awal yaitu agar acara lebih banyak melibatkan orang tua murid dan penyesuaian anggaran agar sesuai dengan budget yang diberikan sekolah. Bapak Eling tidak menyangka jika dia harus melakukan koreksi dan koordinasi ulang dengan tim acara. Revisi proposal tentu akan memakan waktu lagi dan Bapak Eling sudah membayangkan ini akan menghambat tugas-tugasnya yang lain. Bapak Eling mengungkapkan hal ini kepada panitia. Bapak Eling mengungkapkan bahwa dia tidak mau mengubah proposal dan meminta Wakil Ketua Panitia tersebut yang merevisi proposal.
Pertanyaan diskusi.
  1. Apakah situasi yang dihadapi Bapak Eling? Mohon uraikan dengan singkat, padat,  dan jelas.
  2. Berdasarkan pemahaman tentang KSE keterampilan berelasi berlandaskan kesadaran penuh (mindfulness) yang sudah Anda pelajari, bagaimana  Bapak Eling  dapat  merespon situasinya dengan kompetensi tersebut? Jelaskan alasan Anda.
Jawaban :
  1. Bapak Eling merasa kecewa karena proposal yang telah dibuat tidak sesuai dengan keinginan bapak kepala sekolah, sehingga bapak Eling harus merevisi dan menyesuaikan dengan kemampuan sekolah
  2. Bapak Eling harus kembali pada keadaan mindfulness, berusaha sabar dan memahami sudut pandang dari bapak Kepala Sekolah, dan meminta bantuan kepada anggota panitia agar proposal bisa direvisi bersama, sehingga tugas bapak Eling lainnya tidak akan terbengkalai. 

KASUS 5

Kepala sekolah memiliki kepercayaan besar pada Bapak Eling serta melihat pengalaman yang dimiliki sudah jauh lebih banyak, ia diberi tanggung jawab ekstra dibanding dengan guru-guru yang lain. Itu sebabnya Bapak Eling dipilih untuk menjadi penanggung jawab acara penting sekolah dan menjadi wakil sekolah di forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Sebaliknya,  setelah bekerja selama beberapa tahun di sekolah yang sama, Bapak Eling merasa mulai kewalahan dengan berbagai tanggung jawab tambahan yang harus dijalankan. Awalnya Bapak Eling merasa tugas tambahan tersebut sangat menantang. Meski demikian, sekarang dia tidak merasakannya lagi. Ditambah dirinya merasa akhir-akhir ini, kinerjanya sebagai guru juga semakin menurun. Karena itu, Bapak Eling terpikir untuk menulis surat pengunduran diri.

Pertanyaan diskusi.
  1. Apakah situasi yang dihadapi Bapak Eling? Mohon uraikan dengan singkat, padat, dan jelas.
  2. Berdasarkan pemahaman tentang KSE pengambilan keputusan yang bertanggung jawab berlandaskan kesadaran penuh (mindfulness) yang sudah Anda pelajari, bagaimana  Bapak Eling  dapat  merespon situasi tersebut dengan kompetensi tersebut? Jelaskan alasan Anda

Jawaban :

  1. Bapak Eling merasa kewalahan dengan beban tugas yang semakin banyak
  2. Mandat yang banyak adalah bentuk dari penghargaan bapak Eling yang dapat memanajemen waktu dan pekerjaan dengan baik, serta selalu bertanggungjawab dan melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan dengan maksimal. Pada saat awal bapak Eling melaksanakan tugas yang semakin banyak, pasti akan mengalami kesulitan dalam memanajemen waktu. Namun, semakin lama, bapak Eling akan kembali terbiasa dengan tugas-tugas yang semakin banyak, dan manajemen waktu dan pekerjaannya akan berkembang jauh lebih baik lagi.

C. RUANG KOLABORASI MODUL 2.2

Pada Ruang kolaborasi, CGP berkolaborasi untuk mendiskusikan ide-ide penerapan pembelajaran 5 KSE bagi murid, rekan-rekan pendidik, dan tenaga kependidikan di sekolah. Berikut beberapa pertanyaan pemantik untuk memulai diskusi :

  1. Apakah kekuatan Anda dalam bekerja sama dengan orang lain? Bagaimana Anda mengelola kekuatan tersebut untuk dapat bersinergi dengan CGP lain?
  2. Apakah kemampuan kerja sama yang ingin Anda tingkatkan dalam diri Anda?
  3. Apakah ide pembelajaran 5 KSE  yang dapat Anda terapkan di kelas dan sekolah Anda?
Tugas ruang kolaborasi dapat dilihat disini

D. DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 2.2

Pada Demonstrasi Kontekstual, CGP diminta untuk membuat rencana implementasi pembelajaran sosial dan emosional bagi murid di Kelas. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diikuti :

  1. Tentukan  minimal 2 kompetensi sosial dan emosional  (KSE) yang akan Anda implementasikan. Berikan alasan pemilihan KSE tersebut. 
  2. Pilihlah 1 RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) atau RPL (Rancangan Pelaksanaan  Layanan)  yang sudah ada dan pilihlah 2 KSE  untuk diimplementasikan dalam pembelajaran tersebut. 
  3. Anda dapat mengacu pada RPP yang dijelaskan dalam  bagian D.1 dan D.2 dalam Implementasi Pembelajaran Sosial dan Emosional pada tahap Eksplorasi Konsep. 
  4. Sesuaikan penyampaian dan instruksi pembelajaran dengan konteks kelas Anda. 
  5. Unggah RPP/RPL tersebut pada tautan yang diberikan.

Tugas demonstrasi kontekstual berupa RPP KSE dapat dilihat disini

E. KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.2

Pada sesi Koneksi Antar Materi, CGP merefleksikan pengetahuan sebelum, selama, dan setelah mempelajari modul 2.2. Berikut adalah pernyataan pemandu untuk membuat konseksi antar materi :

  1. Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa …… sehingga…..
  2. Setelah mempelajari modul ini, ternyata ………….
  3. Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being),  3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari adalah:
  4. Berkaitan dengan no 2, perubahan yang akan saya terapkan di  kelas dan sekolah:
  • bagi murid-murid:
  • bagi rekan sejawat:

Berikut adalah refleksi yang saya buat :

Sebelum saya mempelajari modul ini, saya tidak memahami apa yang dimaksud pembelajaran sosial dan emosional (PSE), dan bagaimana cara menerapkannya dalam pembelajaran. Saya berpikir bahwa pembelajaran sosial emosional tidak dapat diintegrasikan dengan materi, dan harus diajarkan secara eksplisit untuk mengembangkan kompetensi sosial emosional murid. Saya berpikir bahwa kompetensi sosial emosional yang dimaksud adalah guru harus bersabar dan telaten menghadapi murid dengan karakteristik berbeda-beda. 

Namun, setelah mempelajari modul ini, saya memahami bahwa ternyata pembelajaran sosial emosional sudah saya terapkan di dalam pembelajaran, terintegrasi dengan materi saya yaitu materi fisika. Saya menjadi lebih paham tentang 5 kompetensi sosial emosional yang harus dimiliki pendidik dan murid sesuai dengan kerangka CASEL, yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertangungjawab. Berikut adalah penjelasan 5 KSE dalam kerangka CASEL :

  1. Kesadaran diri adalah kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai nilai diri sendiri, serta bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan. Contoh kesadaran diri adalah memahami minat dan bakat diri sendiri, memahami emosi diri, dan dapat menghubungkan perasaan, pikiran, dan nilai-nilai. Melakukan pra asesmen atau asesmen diagnostic adalah salah satu media untuk memahami kemampuan diri murid.
  2. Manajemen diri adalah kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi. Contoh dari manajemen diri adalah dapat mengelola emosi, berperilaku jujur dan disiplin meskipun tidak ada yang mengawasi.
  3. Kesadaran sosial adalah kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, dan konteks yang berbeda-beda. Contoh kesadaran sosial adalah menghargai pendapat orang lain, empati tinggi. Dalam pembelajaran, kesadaran sosial akan secara otomatis muncul dalam kegiatan pembelajaran secara berkelompok, dimana murid belajar untuk berempati dan menghargai pendapat teman.
  4. Keterampilan berelasi adalah kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang sehat dan supportif. Keterampilan berelasi dapat muncul dalam kegiatan-kegiatan diskusi dan presentasi, dimana murid dapat belajar untuk mengemukakan pendapat dimuka umum, berkomunikasi dengan baik, bekerjasama dalam kelompok, dan berkolaborasi
  5. Pengambilan keputusan yang bertanggungjawab adalah kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangkan standar-standar etis dan rasa aman, dan untuk mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologis diri sendiri, masyarakat, dan kelompok. Contoh pengambilan keputusan yang bertanggungjawab dalam pembelajaran adalah menentukan produk kelompok yang akan dibuat, mendiskusikan solusi yang akan diambil dari suatu permasalahan atau studi kasus yang diangkat dalam pembelajaran.

Semua KSE dapat tercover dengan menggunakan pembelajaran yang berpusat pada murid dan kolaboratif, seperti PBL, PjBL, maupun cooperative learning.

Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being), 3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari adalah:

  1. Integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik. KSE bisa diintegrasikan dalam 3 kegiatan pembelajaran yaitu pembukaan hangat, kegiatan inti yang melibatkan, dan penutupan optimistik
  2. Penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah. Tujuan PSE adalah untuk menciptakan ekosistem sekolah yang mampu : Mengelola emosi (kesadaran diri); Menetapkan dan mencapai tujuan positif (manajemen diri); Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial); Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi); dan Membuat keputusan yang didasari pada kepedulian dan tanggungjawab
  3. Penguatan KSE pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah, bisa dilakukan dengan 3 cara, yaitu menjadi teladan, belajar, dan berkolaborasi.

Perubahan yang akan saya terapkan di kelas dan sekolah :

  1. Bagi murid : menciptakan pembelajaran yang dapat melatih KSE murid, seperti pembelajaran yang menekankan pada kolaborasi
  2. Bagi rekan sejawat : menjadi teladan agar rekan sejawat dapat melatih KSE masing-masing, dan mengajak untuk bersama-sama belajar menerapkan KSE dalam pembelajaran.

F. AKSI NYATA MODUL 2.2

Aksi nyata yang ditugaskan adalah membuat refleksi dengan kerangka 4F, dengan pertanyaan panduan berikut :

  1. Apa yang  Bapak/Ibu lihat dalam proses tersebut?  (Peristiwa)
  2. Apa yang Bapak/Ibu rasakan sehubungan dengan proses yang Anda alami? (Perasaan)
  3. Apa  hal yang bermanfaat dari proses tersebut? (Pembelajaran)
  4. Apa umpan balik yang Anda dapatkan? (Pembelajaran)
  5. Apa yang ingin Anda perbaiki atau tingkatkan agar ini berdampak lebih luas? (Penerapan)
Berikut adalah refleksi yang saya buat :

Setelah saya mempelajari modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional, saya mencoba menerapkan PSE pada kelas saya. Berikut adalah refleksi penerapan PSE yang saya lakukan :

1.    Peristiwa

Saya menerapkan PSE pada kelas XI-1, XI-2, dan XI-3 mata pelajaran Fisika. Saya menerapkannya pada mata pelajaran fisika karena fisika sering dianggap sulit oleh murid, dan membuat motivasi murid rendah. Pada walnya, saya menerapkan metode STOP (Stop, Take a breath, Observe, Process) untuk membuat murid dalam keadaan mindfulness sebelum melaksanakan asesmen diagnostic. Dari ketiga kelas yang saya ajar, 2 kelas berhasil menerapkan metode STOP sehingga murid lebih fresh dan ringan, sedangkan 1 kelas lainnya gagal, dikarenakan tidak semua murid menjalankan instruksi yang saya katakan, sehingga tidak ada dampak yang signifikan.

Selain metode STOP, saya juga melakukan asesmen diagnostic untuk melatih kesadaran diri murid akan minat, bakat, dan kesiapan belajar mereka. Saya juga menerapkan metode diskusi untuk melatih manajemen diri, kesadaran sosial, dan keterampilan berelasi. Terakhir, saya menggunakan metode presentasi produk hasil kerjasama kelompok, untuk melatih kemampuan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab. Selain metode STOP, metode pembelajaran yang saya gunakan untuk melatih KSE murid sebagian besar berhasil, dikarenakan murid SMA sudah banyak yang memahami tentang sikap baik yang harus dilakukan dan sikap buruk yang harus dihindari. Murid SMA sudah terbiasa untuk selalu menghargai pendapat orang lain, menghormati, serta bekerja sama dalam kelompok, sehingga penerapan PSE bisa berjalan dengan baik.

2.    Perasaan

Menurut saya, selama ini saya sudah menerapkan PSE dalam pembelajaran, hanya saja saya kurang pengetahuan sehingga saya tidak memahami apa yang dimaksud dengan PSE. Metode mindfulness adalah metode yang baru untuk saya, sehingga dapat saya jadikan referensi untuk membuat murid dalam keadaan kesadaran penuh sebelum pembelajaran dimulai, agar materi dapat diserap dengan baik. Karena metode mindfulness, murid-murid saya merasa lebih siap dan lebih fokus untuk melakukan pembelajaran di kelas, serta dapat menghilangkan rasa takut mereka akan mata pelajaran fisika.

Saya merasa senang karena mendapat ilmu baru dari modul 2.2. Setidaknya, saya akan selalu ingat bahwa PSE harus selalu diterapkan dalam pembelajaran, agar budaya positif murid berkembang secara optimal.

3.    Pembelajaran

Hal yang bermanfaat dari penerapan PSE adalah, murid lebih fokus dalam mengikuti pembelajaran, lebih menjaga sikap dan selalu bersikap toleransi, saling menghargai, dapat mandiri, serta bertanggungjawab atas segala keputusan yang mereka ambil. Sehingga murid akan semakin berhati hati dalam mengambil keputusan, selalu memikirkan baik dan buruk, termasuk manfaat dan resiko dari suatu tindakan. Mereka juga menghargai pendapat orang lain, bisa bersikap saling toleransi, bisa berkomunikasi dengan baik, serta menyampaikan pendapat dengan berani dan sopan.

Setelah menerapkan PSE, saya mendapat umpan balik dari beberapa murid yang mengatakan bahwa mereka lebih fokus dalam melakukan pembelajaran, dan lebih paham akan sikap yang baik dan buruk dalam berelasi.

4.    Penerapan

Saya akan selalu menerapkan PSE dalam pembelajaran. Selain itu, saya juga akan mengajak teman sejawat untuk menerapkan PSE dalam pembelajaran, tapi akan saya awali dengan diseminasi sederhana kepada rekan sejawat tentang PSE.

G. REFLEKSI DWIMINGGUAN MODUL 2.2

Berikut adalah Refleksi Dwimingguan yang saya buat :

PERISTIWA

Selain menuntun potensi murid, pendidik juga memiliki tugas sebagai pemimpin pembelajaran yang menumbuhkan motivasi untuk dapat membangun perhatian yang berkualitas pada materi dengan merancang pengalaman yang mengundang dan bermakna. Pendidik juga memiliki tugas untuk melatih keterampilan sosial dan emosional murid, yaitu dengan mendorong perkembangan murid secara positif.

Pada modul 2.2, saya mempelajari tentang keterampilan sosial dan emosional yang harus dimiliki oleh murid dan juga guru. Pembelajaran sosial dan emosional diwujudkan dalam kerangka CASEL, yang terdiri dari:

  1. kesadaran diri : kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan
  2. manajemen diri : kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi)
  3. kesadaran social : kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, dan konteks yang berbeda-beda
  4. Keterampilan berelasi : kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang sehat dan suportif

Pengambilan keputusan yang bertanggungjawab : kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan yang membangun yang berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangkan standar-standar etis dan rasa aman, dan untuk mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologis diri sendiri, masyarakat, dan kelompok

Selain saya belajar tentang kerangka CASEL, modul 2.2 juga menjelaskan tentang mindfullnes yang terdiri dari 3 metode, yaitu STOP, Mindfull listening, dan mindfull seeing. Mindfullnes atau kesadaran penuh dapat membantu dalam menyikapi, memproses, dan merespon permasalahan yang dihadapi untuk fokus pada situasi saat ini, bukan pada kekhawatiran akan masa yang akan datang ataupun penyesalan akan masa yang telah lalu.

PERASAAN

Setelah saya mempelajari modul 2.2 tentang keterampilan sosial dan emosional, saya menjadi lebih paham bahwa di dalam pembelajaran, secara tidak langsung dapat mengembangkan keterampilan sosial dan emosional, terutama pada metode diskusi dan presentasi. Melalui modul ini, saya mendapat pengetahuan baru bahwa pembelajaran sosial dan emosional dapat dilakukan secara eksplisit.

PEMBELAJARAN

Setelah saya mempelajari modul 2.2 tentang pembelajaran sosial dan emosional, saya berusaha untuk selalu menggunakan metode pembelajaran yang bisa mengembangkan PSE, seperti metode diskusi, presentasi, dan juga sering menerapkan metode mindfullnes untuk membuat murid semakin fokus.

PENERAPAN

  • Menerapkan metode pembelajaran yang dapat mengembangkan KSE murid
  • Melakukan diseminasi materi KSE kepada rekan sejawat
  • Melatih KSE diri sendiri agar dapat mengembangkan KSE murid
PENTINGNYA SEORANG GURU UNTUK MEMILIKI KETERAMPILAN SOSIAL EMOSIONAL UNTUK MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN YANG NYAMAN DAN MENYENANGKAN BAGI MURID


Related Posts

Posting Komentar